Strategi Mengurangi Stres pada Ternak Saat Transportasi

Mengurangi stres pada ternak selama transportasi bukan hanya soal etika, tetapi juga berpengaruh langsung pada kualitas dan produktivitas hewan. Dengan persiapan matang, kendaraan yang aman, penanganan yang lembut, serta manajemen waktu dan tenaga kerja yang baik, peternak dapat memastikan ternaknya tiba dengan selamat, sehat, dan tanpa trauma

Strategi Mengurangi Stres pada Ternak Saat Transportasi

Strategi Mengurangi Stres pada Ternak Saat Transportasi


Pernahkah Bolo melihat ternak yang tampak gelisah, lelah, atau bahkan sakit setelah perjalanan jauh? Transportasi bukan hanya soal memindahkan hewan dari satu tempat ke tempat lain tapi juga soal bagaimana memastikan kesejahteraan mereka tetap terjaga selama prosesnya. Transportasi ternak adalah bagian penting dalam kegiatan peternakan, baik untuk keperluan penjualan, penggemukan, maupun distribusi antar wilayah. Namun, proses ini bisa menjadi pengalaman yang sangat menegangkan bagi hewan. Stres akibat transportasi dapat menurunkan daya tahan tubuh, mengganggu pertumbuhan, bahkan menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan baik. Oleh karena itu, penting untuk memahami dan menerapkan strategi yang tepat agar ternak tetap sehat dan aman selama perjalanan.


Strategi Mengurangi Stres pada Ternak Saat Transportasi

1. Persiapan Sebelum Transportasi

  • Pemeriksaan Kesehatan: Pastikan ternak dalam kondisi sehat dan tidak sedang mengalami penyakit. Ternak yang sakit akan lebih rentan terhadap stres.

  • Puasa Terbatas: Beri waktu puasa makan 6–12 jam sebelum perjalanan untuk menghindari muntah atau kotoran berlebih di kendaraan, tapi tetap sediakan air minum.

  • Adaptasi Ringan: Biasakan ternak dengan kendaraan atau kandang angkut sebelum hari H agar tidak kaget saat transportasi.

2. Kendaraan yang Layak dan Aman

  • Ventilasi Baik: Kendaraan harus memiliki sirkulasi udara yang cukup untuk mencegah sesak atau kepanasan.

  • Kebersihan dan Non-slip Flooring: Lantai harus bersih dan tidak licin untuk mencegah ternak terpeleset atau terluka.

  • Kapasitas Sesuai: Hindari kepadatan berlebih. Ternak butuh ruang cukup untuk berdiri dan menyeimbangkan tubuh saat kendaraan bergerak.

3. Penanganan yang Lembut

  • Tanpa Kekerasan: Gunakan suara lembut atau alat bantu yang tidak menyakiti (seperti papan dorong) saat memindahkan ternak.

  • Hindari Suara Keras: Ternak sangat sensitif terhadap suara. Hindari klakson atau bentakan yang bisa memicu stres.

  • Pemisahan yang Tepat: Pisahkan ternak berdasarkan jenis, ukuran, atau jenis kelamin jika perlu, untuk mencegah perkelahian atau dominasi antar individu.

4. Lama Perjalanan dan Istirahat

  • Batasi Waktu Transportasi: Usahakan durasi transportasi tidak terlalu lama. Jika lebih dari 8 jam, pastikan ada jadwal berhenti untuk memberi makan, minum, dan istirahat.

  • Pantau Suhu dan Kondisi Cuaca: Hindari mengangkut ternak di tengah suhu ekstrem. Transportasi pagi atau sore hari lebih disarankan saat cuaca panas.

5. Pendampingan Selama Perjalanan

  • Petugas Terlatih: Sertakan pengawas yang memahami cara menangani ternak dalam perjalanan. Petugas ini akan bertugas memantau kondisi hewan dan merespons jika ada masalah.

  • Monitoring Real-Time (jika memungkinkan): Dengan teknologi seperti GPS dan sensor suhu, pengangkutan ternak bisa diawasi secara real-time, mengurangi risiko bahaya yang tidak terlihat.


Kesimpulan:

Mengurangi stres pada ternak selama transportasi bukan hanya soal etika, tetapi juga berpengaruh langsung pada kualitas dan produktivitas hewan. Dengan persiapan matang, kendaraan yang aman, penanganan yang lembut, serta manajemen waktu dan tenaga kerja yang baik, peternak dapat memastikan ternaknya tiba dengan selamat, sehat, dan tanpa trauma. Ingat, ternak yang bahagia adalah investasi masa depan yang berharga.

Tags:

Share this article: